Sesungguhnya keutamaan ilmu atas harta
bisa diketahui dari beberapa hal, di antaranya:
1. Ilmu adalah
warisan para nabi, sementara harta adalah warisan para raja dan hartawan.
2. Ilmu bisa
menjaga pemiliknya, sementara pemilik harta harus menjaga hartanya.
3. Harta berkurang
karena dinafkahkan, sementara ilmu semakin bertambah bila diberikan.
4. Orang yang
mempunyai harta akan meninggalkannya apabila ia meninggal, sementara ilmu masuk
ke dalam kubur bersama pemiliknya.
5. Ilmu adalah
penentu harta, sementara harta tidak bisa menentukan ilmu.
6. Harta bisa
didapat oleh orang mukmin, kafir, orang baik maupun orang jahat, sementara ilmu
yang bermanfaat hanya didapat oleh orang-orang beriman.
7. Orang berilmu
dibutuhkan oleh raja-raja dan yang di bawahnya, sementara hartawan dibutuhkan
oleh orang-orang fakir dan papa.
8. Jiwa menjadi
hidup dan mulia dengan mengumpulkan ilmu dan mendapatkannya, bahkan itu
merupakan kemuliaan jiwa dan kesempurnaannya. Sementara harta mem-bersihkan
jiwa dan tidak menyempurna-kannya serta tidak menambahkan sifat-sifat
kesempurnaan. Bahkan jiwa bisa berkurang, kikir dan bakhil karena mengumpulkan
harta dan tamak terhadapnya. Ketamakan ter-hadap ilmu merupakan kesempurnaan
jiwa sementara ketamakan terhadap harta merupakan kekurangan jiwa.
9. Harta mengajak
jiwa kepada kelalaian dan kesesatan serta kesombongan, sementara ilmu mengajak
jiwa kepada tawadhu’ dan ibadah.
10. Ilmu merupakan
motifator yang mengajak kepada kebahagiaan jiwa yang diciptakan untuknya,
sementara harta merupakan penghalang antara jiwa dan kebahagiaannya.
11. Kaya ilmu lebih
mulia daripada kaya harta. Jiwa bisa lebih kaya daripada seluruh manusia tanpa
harta. Kekayaan tertinggi adalah dengan tidak butuh sesuatu, bukan dengan
harta.
12. Harta
memperbudak orang yang mencintainya dan pemiliknya hingga menjadikan mereka
sebagai budaknya, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Harcurlah hamba dinar dan hamba
dirham.”
Sementara ilmu menjadikan pemiliknya
sebagai hamba Rabbnya dan Penciptanya, karena ilmu tidak mengajaknya selain
kepada peribadatan kepada Allah semata.
13. Nilai orang kaya
tergantung kekayaannya, sementara nilai orang berilmu dari ilmunya. Orang yang
berilmu tidak akan kehilangan nilainya, bahkan akan semakin bertambah.
14. Mencintai ilmu
dan senatiasa mencarinya adalah dasar setiap ketaatan, sementara mencintai
dunia dan harta dan senantiasa mencarinya adalah pangkal segala keburukan.
15. Bentuk harta
bersifat materi, sementara bentuk ilmu bersifat rohani.
16. Bila seorang
berilmu disodorkan kepadanya seluruh kekayaan dunia, niscaya ia tidak mau
menjadikannya sebagai pengganti ilmunya, sementara orang kaya yang berakal,
bila mendapati kemuliaan ilmu, niscaya ia ingin mendapat ilmu sebagai pengganti
seluruh hartanya.
17. Tidak seorang
pun yang taat kepada Allah kecuali dengan ilmu, sementara kebanyakan orang yang
berbuat kemaksiatan kepadaNya, dilakukannya dengan menggunakan harta.
18. Orang berilmu
mengajak manusia kepada Allah dengan ilmunya dan perangainya, sementara orang
yang mengumpulkan harta mengajak kepada masalah duniawi dengan perangainya dan
hartanya.
19. Kekayaan harta
kadang bisa menjadi penyebab kehancuran pemiliknya, sebagai-mana telah terjadi,
sementara kekayaan ilmu merupakan sebab kehidupan bagi pemiliknya dan orang
lain. Apabila manusia melihat orang yang mengalah dan mendahulukan orang lain,
niscaya mereka akan mencintainya dan memuliakannya.
20. Kenikmatan yang
berasal dari kekayaan harta adalag kenikmatan semu atau kenikmatan hewani,
karena pemiliknya hanya menikmati-nya dengan mengumpulkannya dan
mendapatkannya, dan itu adalah kenikmatan yang semu. Sedangkan kenikmatan
berilmu adalah kenikmatan akal dan rohani, menyerupai kenikmatan malaikat dan
kebahagiaannya.